Minggu, 04 Desember 2011

Review "Call of Duty: Modern Warfare 3"


Call of Duty: Modern Warfare 3 (CoD: MW3) adalah seri ke 8 dari seri utama Call of Duty dan merupakan akhir dari trilogi Modern Warfare yang tampil dengan cerita yang epik sebagai nilai jual utamanya. Seri CoD ini dikembangkan oleh Infinity Ward, dengan bantuan beberapa studio lainnya seperti Sledgehammer Games dan Raven Software. Apakah kolaborasi dari ketiga pengembang tersebut mampu menghadirkan kembali pengalaman epik yang mampu dihadirkan dari dua seri Modern Warfare sebelumnya???
Call of Duty: Modern Warfare 3 Screenshot

STORY:
Melanjutkan cerita dari seri sebelumnya, seri kali ini kembali menceritakan tentang Kapten John "Soap" McTavish, Kapten "Price", dan sang informan asal Russia "Nikolai".
Mereka bertiga kini menjadi buronan Internasional setelah membunuh Kapten Sheperd. Soap yang sedang dalam keadaan terluka parah setelah bertarung dengan Sheperd akhirnya harus menjalani pengobatan di sebuah desa terpencil di India. Namun, Vladimir Makarov yang merupakan pimpinan dari Ultranasionalis Rusia mendadak menyerang mereka. Mau tidak mau Kapten Price menugaskan Yuri untuk mengevakuasi Kapten Soap ke tempat yang lebih aman. Sementara itu, di tempat lain pasukan Amerika Serikat berusaha untuk mempertahankan New York dari serangan militer Rusia. Pentagon pun akhirnya menugaskan Delta Force untuk turut membantu dalm perang tersebut. Salah satu anggota Delta Force yaitu Sersan Derek "Frost" Westbrook yang ikut bertempur di salah satu sudut kota New York tepatnya di gedung New York Trade Center. Skema yang dijalankan oleh Makarov membuat dunia tak terhindarkan dari perang dunia ketiga. Ia berhasil menculik dan menekan presiden Rusia, Boris Vorshevsky, yang hampir menghentikan perang lewat perjanjian gencatan senjata. Makarov membuat perang terus berlanjut, sekaligus berusaha mendapatkan akses senjata nuklir dari sang presiden. Sementara itu, di belahan bumi yang lain, ia mempersiapkan senjata kimia untuk meluluhlantakkan negara-negara besar Eropa. Para patriot di seluruh dunia tak punya piihan lain: mereka harus bersatu untuk menghentikan Makarov. Anda akan bertemu dengan Soap, Price, Yuri, Sandman, Nikolai, Frost, Andrei Harkov, dan Burns yang berjuang mati-matian untuk mengembalikan kembali kedamaian dunia.




GAMEPLAY:

Banyak gamer yang mungkin bermimpi untuk merasakan sebuah gameplay FPS perang modern yang berbeda dan inovatif, yang benar-benar membawa sebuah pengalaman yang baru. Namun jujur saja, dengan begitu banyak franchise yang sudah lahir setelah Modern Warfare, pada kenyataannya, memang tidak banyak hal baru yang bisa ditawarkan. Sebuah game first person shooter sudah pasti hanya meminta Anda untuk membawa dan memilih senjata, menembak semua musuh yang ada, berlindung jika sekarat, dan bergerak dari titik A ke B. Terkadang para developer akan menambahkan misi rail-shooter untuk variasi. Namun secara keseluruhan? Kesederhanaan gameplay seperti ini seolah tak terpisahkan dari game FPS mana pun, termasuk Modern Warfare 3 di dalamnya.
Jika Anda berangkat dengan ekspektasi tinggi bahwa Modern Warfare 3 akan datang dengan sebuah gameplay yang baru, urungkan niat tersebut. Tidak banyak hal yang berubah dibandingkan dengan dua seri Modern Warfare sebelumnya. Anda bersama dengan AI yang ada hanya harus menyelesaikan misi tertentu dalam satu jalan linear sembari “menuntaskan” semua musuh yang ada. Jika ada yang berubah, penambahan beragam senjata dual-scope dan variasi senjata baru cukup layak untuk diperhatikan, walaupun tidak berpengaruh terlalu signifikan terhadap permainan. Anda masih akan diberi kesempatan untuk mengendalikan beragam peralatan teknologi canggih, dari AWACS hingga UAV darat bersenjatakan gatling gun. Variasi ini juga diperkuat di beberapa misi di mana gaya permainan rail-shooter terasa.
Namun, ada satu hal yang membuat “kesamaan” dan “kesederhanaan” ini justru menjadi unik. Mengapa? Secara mengherankan, gameplay yang sama ini justru mampu menghasilkan pengalaman bermain yang berbeda, jauh lebih baik, intens, dan epik dibandingkan kedua seri sebelumnya. Acungan dua jempol harus diberikan kepada Activision, infinity Ward, dan Sledgehammer Games atas kemampuan mereka untuk meramu plot sedemikian rupa. Berbagai sudut pandang permainan yang berbeda akan membuat membuat cerita berkembang dalam bentuk potongan-potongan kecil. Masing-masing darinya membawa dramatisasi yang akan membuat emosi Anda naik dan turun. Perang yang besar, penuh ledakan, konspirasi, kekejaman, persahabatan, kehilangan, hingga pengorbanan akan Anda rasakan selama single player ini.
Walaupun Anda sudah pernah memainkan atau hafal mati dengan dua seri sebelumnya, Modern Warfare dan Modern Warfare 2, Anda tetap akan merasakan kekaguman akan apa yang ditawarkan MW3. Anda masih akan sering terkejut dengan event yang ada, setidaknya cukup membuat Anda bertanya-tanya atau bahkan mengumpat takjub. “Bagaimana bisa?”, “Mengapa”, “&^@*, keren!!” tampaknya akan mudah keluar dari mulut Anda. Apalagi MW3 menghadirkan Yuri sebagai karakter baru yang secara mengejutkan ternyata membawa peran begitu penting dalam keseluruhan franchise Modern Warfare. Walaupun mengusung gameplay yang tak banyak berbeda, Activision berhasil membawa Modern Warfare 3 satu kelas lebih tinggi lewat jalinan cerita yang dibangun. Bahkan lebih baik dari film-film perang Hollywood yang pernah Anda saksikan.












SOUND:
Pengembangan game yang membutuhkan kerjasama langsung antara tiga pengembang sekaligus ini, pada dasarnya bukan untuk mengembangkan MW 3 menjadi sebuah game action shooter dengan lompatan jauh kedepan, semisal dalam hal gfx dan sound seperti yang ada di Crysis 2 Dx11 ataupun Battlefield 3 DX11. Namun, menurut penulis, kerjaan keroyokan itu semata-mata demi mempercepat proses pembuatan game COD 8 agar tepat waktu sesuai jadwal perilisan oleh ACtivision. Jadi bukan untuk memperindah kualitas suaranya, sebab di COD 8 ini segala/hampir semua efek suaranya (entah itu suara tembakan senjatanya, ledakannya, tiada pilihan fire of rate pula) hanya merupakan polesan atau remake dari seri modern warfare terdahulu, memang masih berkualitas bagus secara umum. Tapi sesungguhnya, terdengar tak begitu istimewa. Kecuali untuk pengisi suara para karakter utama maupun para NPC lainnya yang benar-benar bagus dan pas. Segala dialog nya terdengar mantap sekali di telinga penulis.
Call of Duty: Modern Warfare 3 Screenshot













GRAFIK:
Kualitas efek-efek suara yang tak berubah banyak daripada sebelumnya, entah mengapa juga berimbas pada kualitas grafik nya yang juga polesan dari grafik engine terdahulu, seperti engine CoD Black Ops. Padahal, COD 8 ini membutuhkan ruang instal di HDD sebesar 16gb, maklum game ini juga sudah mendukung penuh Dx10. Tapi, saya melihat grafik game ini baik shader maupun texture-nya, terlihat biasa-biasa saja, malah gak memperlihatkan dengan jelas jika game ini sudah memakai Dx10. Berbagi peta level emang berdesain variatif, dan sebagian kecilnya hanya merupakan remake dari satu peta level di COD 4. Secara umum, grafik MW 3 memang bagus tapi tidak ada yang istimewa darinya. Dan, walaupun sedikit mengecewakan dalam hal kualitas grafik, tapi bagi gamer yang masih memakai Hardware PC yang tak terlalu tinggi, apalgi bagi gamer yang masih memakai OS win xp sp3, maka akan tetap bisa menikmati gfx game ini secara penuh ketika memainkan game ini.














KESIMPULAN:
Mode cerita dan gameplay di mode SP offline, masih sebagus seperti Modern Warfare, grafik dan sound juga hanya berkualitas begitu-begitu saja, lalu ada penambahan variasi dalam mode special ops offline. Ditengah-tengah permasalahan internal yang parah, IW dan para pengembang lainnya telah melakukan pekerjaan-nya dengan upaya yang terbaik. COD 8 mungkin hanya akan menjadi standar game 1st person action shooter saja, tapi hasilnya pada beberapa sisi tetap terlihat lebih bagus daripada game-game lainnya yang sejenis.
Activision memang belum memberikan keterangan resmi bahwa MW3 akan menjadi seri terakhir dari Modern Warfare. Namun, setidaknya dari penutup cerita yang ada, sebuah siklus terorisme dan kejahatan perang sudah dipastikan berakhir. Apakah kita akan melihat mereka lagi di masa depan? Mungkin saja. Namun untuk saat ini, sebuah salam perpisahan untuk menghargai setiap memori yang sudah terbangun. Goodbye, my fellow comrade!





Tidak ada komentar:

Posting Komentar